Jumat, 20 Maret 2009

Intrapreneur di Perum Perhutani


Mengapa dan apakah intrapreneur. Memang selama ini banyak kalangan yang hanya menyatakan wirausaha adalah entrepreneur. Pada awalnya entrepreneur hanya terbagi menjadi entrepreneur dan intrapreneur. Bedanya kalau intra dinyatakan sebagai orang yang memiliki semangat atau jiwa wirausaha, akan tetapi mengembangkan potensi dirinya pada sebuah perusahaan yang telah mapan. Kalau entrepreneur pada sebuah perusahaan yang masih terus berkembang dan menjadi miliknya sendiri. Dalam perjalanan sejarah, kemudian muncul technopreneur yang bisa dilakukan oleh intra ataupun entrepreneur dan entrepreneur sendiri mengalami metamorfosa antara lain menjadi co-preneur.

Dalam rangka memberdayakan potensi perusahaan "untuk menjamin pertumbuhan perusahaan" sebagaimana misi pertama kita saat ini, maka sangat diperlukan SDM yang memiliki semangat atau jiwa wirausaha yang memiliki sikap luhur sebagaimana dalam orientasi sistem nilai kewirausahaan, dengan cirinya yang akrab dengan iptek, kreatif dan inovatif, memiliki sikap yang positif dan bahkan etos kerja unggul dan mentalitas profesional, melembagakan proses pembelajaran, merupakan sumberdaya manusia yang tergolong "climber", dan mampu memberikan pelayanan yang "sepenuh hati", baik kepada lingkungan internal dan eksternal.

Sumberdaya manusia-lah sebagai titik awal dari perjalanan perusahaan untuk membangun kembali atau memperbaiki kondisi perusahaan, baik memperbaiki kredibilitas, integritas perusahaan saat ini.

Setelah pondasi ini dipatok barulah meningkat kepada pemberdayaan potensi sumberdaya hutan dan sumberdaya lainnya. Pembangunan sumberdaya manusia dengan menanamkan "sucsesstory" dari wirausahawan lain yang sukses kepada sumberdaya manusia perusahaan.

Sumberdaya manusia hutan kita cukup berlimpah, misalnya dengan mengembangkan "JPP" secara baik dan benar sesuai dengan kaidah "panca usahatani" serta dilakukan secara "intensif dalam monev". Mengapa JPP, karena "core business"kita adalah itu. Disamping juga menggenjot potensi sumberdaya hutan lain, seperti hasil hutan bukan kayu, ekowisata, jasa lingkungan dan bahkan membangun kerjasama sebagaimana dituangkan dalam SK 400/ Kpts/ Dir/ 2007 dengan mengembangkan agroforestry atau mengembangkan sharing input dalam pembangunan hutan tanaman. Lahan kita masih banyak yang belum lunas reboisasi dan keberhasilan hutan tanaman juga merupakan salah satu sasaran kita dalam "Perhutani Hijau 2010" terutama untuk kawasan kelas perusahaan non-jati. Sedangkan pengembangan JPP tidak bisa ditawar lagi. Karena inilah salah satu solusi dalam membawa kejayaan perusahaan kita mendatang termasuk dalam memberikan kontribusi kepada wilayah yang merupakan wujud keberadaan Perum Perhutani dalam bentuk "CSR" (Corporate Social Responsibility perusahaan) maupun peningkatan pertumbuhan perusahaan dan kesejahteraan karyawannya.

Demikian juga sesuai dengan pasal 4 SK 400/ 2007, mengembangkan wisata secara profesional melalui kerjasama secara BOT (Build Operation and Transfer), untuk mampu mendapatkan penghasilan sektor ekowisata. Karena beberapa lokasi wisata kita masih memerlukan pembenahan untuk dapat dijual untuk mampu memenuhi harapan, kebutuhan dan keinginan dari konsumen serta memperbaiki pelayanannya. Pengembanganusaha lain berbasis kehutanan , seperti porang, nilam, jahe yang sudah jelas pasarnya, yang ditangani secara profesional.

Penanaman semangat intrapreneur kepada jajaran Perum Perhutani, tentu akan dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, jangan hanya pertumbuhan sesaat. Sehingga perusahaan harus mengembangkan strategi diferensiasi dan diversifikasi produk-nya. Pengembangan upaya tersebut tentu tidak akan sia-sia asal sudah menjadi komitmen manajemen perusahaan.

Salam intrapreneur Perum Perhutani.