Minggu, 21 September 2008

Komunikasi Jembatan Silaturahmi


Perum Perhutani tercinta, dalam penerapan PHBM saat ini masih sangat "berat" untuk bergeming. Berbagai kendala ada disana, terutama dalam hal komunikasi. Sebagai makhluk hidup kita tidak dapat terlepas dari komunikasi. Sebagaimana yang tersurat dalam Al-Qur'an dalam surat Al-Hujuurat (13) dan Asy-syuura (23) dan Al-Baqarah (166). Peran komunikasi sendiri sudah jelas, yakni sebagai jembatan penyampai informasi, saling silaturahi diantara yang berkomunikasi serta membangun kepercayaan. Terutama yang ketiga ini, tentunya akan menunjang kredibilitas Perum Perhutani dimata stakeholder-nya. Kalau petugas Perum Perhutani di lapangan jarang srawung, baik dalam acara formal maupun in-formal tentunya hal ini juga dapat menjadi batu sandungan dalam mempercepat laju PHBM itu sendiri.

Sebagai sumberdaya profesional, yang ditunjang pula dengan "etos kerja dan mentalitas" profesional sebagaimana ditekankan dalam misi ke empat perusahaan, maka sumberdaya manusia Perum Perhutani juga harus berubah, dengan memegang semboyan "nglurug tanpa bala menang tanpa ngasorake dan mulat sarira hangrasawani".

Teman-teman tercinta. Untuk menyikapi bagaimana peran sebagai sumberdaya manusia yang profesional di PUSDIKLAT SDM sendiri, mulai dari DIKLAT DASAR sampai SUSPIM juga telah dikembangkan materi komunikasi, dasar penyuluihan, penulisan makalah sampai kepada teknik presentasi. Hal ini tak lain, kisalnya seorang pejabat jenjang IV yang pada saat rapat diminta melakukan "impromptu"(presentasi mendadak), maka paling tidak juga tidak akan memalukan dan Perum Perhutani tidak akan dipandang sebelah mata oleh instansi yang lain.

Kalau kita tidak suka mengembangkan komunikasi, maka sebaiknya "kembali" ke jaman batu. Dimana komunikasinya dilakukan hanya secara non-verbal saja.

Tentu kita tidak akan mundur dalam menyikapi tantangan yang ada. Melainkan tantangan tersebut haruslah kita songsong, bahkan apabila kita memiliki kemampuan lebih maka seyogyanya kita balikkan ancaman tersebut menjadi sebuah peluang. Terutama peluang dalam "meraih masa" masyarakat untuk mendukung program keja Perum Perhutani, mulai dari persemaian sampai kepada pengaman hutan. Apalagi kedepan kita juga mulai harus mengurangi penggunaan senjata. Sehingga komunikasi akan menjadi sangat penting perannya, baik berupa persuasi ataupun negosiasi. Karena sekarang masyarakat juga semakin pintar dan sudah jaman keterbukaan, maka penggunaan teknik komunikasi seperti kompulatif dan koersipun harus kita kurangi dan memperbanyak penggunaan teknik persuasi dan pervasi dalam melakukan pendekatan masyarakat.

Saya juga salut kepada beberapa teman lulusan DKP-I TK yang berusaha untuk terus mengembangkan kemampuan komunikasi dan penyuluhannya. Bravo Perhutani. Melalui komunikasi, marilah kita bangun kejayaan Perhutani kembali.

Tidak ada komentar: