Sabtu, 21 Juni 2008

Materi Kewirausahaan PP


Materi kewirausahaan PP diberikan semenjak diklat dasar sampai dengan diklat kepemimpinan di PUSDIKLAT SDM Perum Perhutani dengan konteks sesuai dengan tingkatannya. Kurikulum ini diberikan semenjak tahun 2003 dan terus disesuaikan, dengan mengadopsi perkembangan eksternal disamping kebutuhan internal juga. Materi ini disampaikan dengan transformasi dari tahap awalnya dititikberatkan pada sumberdaya manusia sebagai calon pelaku, dengan mengenalkan pengertian dari wirausaha sendiri (entrepreneur, intrapreneur, teknopreneur dan co-preneur), motif sekunder manusia (quitter, champer, dan climber), kondisi perusaan terkini (daur hidup Perusahaan), sikap dasar wirausaha (3N, 3M, 5B, 7T, TBC, KCI), cash flow quadrant, etos kerja profesional "PARASAPIK", mentalitas profesional dari Jansen Sinamo, konsep diri dan orientasi seorang wirausaha, dan etika dalam membangun jaringan usaha serta gambaran Sustainable GROWTH dari Andrias Harefa. Selanjutnya baru memperkenalkan potensi perusahaan berikut pengembangannya dan konsep pemasaran modern (what, why, how, dan STV marketting plus Hermawan K) dan untuk Teknis Non Kehutanan ditambah dengan pelayanan prima yang diawali dengan filosofi dan prinsip TQM sampai kepada 10 prinsip dalam pelayanan sertaIndeks Kepuasan Pelanggan. Sedangkan untuk DIKLATPIM-II keatas ditambah dengan analisa usaha dan kelayakan usaha untuk usaha 1 musim dan jangkan panjang (B/C ratio, BEP, ROI, Rentabilitas Ekonomi dan PV berikut discount factor-nya).

Demikian selintas tentang kewirausahaan PP yang disampaikan materi tersebut oleh penulis sendiri, semenjak tahun 2005.

2 komentar:

HumaS KPH Randublatung mengatakan...

saya dulu waktu dijogja kenal dengan istilah/sistim WIROGOTOMO yang dikenalkan oleh pendiiri SPbMA MM 52 yang isinya masalah panca usaha tani. saya pikir pola tersebut bisa diterapkan di Perhutani ( My Be ? )karena Perhutani dengan produk unggulannya berupa JPP tentu akan lebih mengena dengan Konsep Wirogotomo tersebut,karena pembuatan JPP juga memekan cost yang tinggi pula .Nah Hyang Empu Gandrie persoalan tersebut andaikan di lanunching ke Perhutani Brain dengan member para pakar Kehutanan apakah cocok ? selain itu dengan semangat kewirausahaan menurut saya ini porsinya Pak gandrie untuk dicoba ditelaah lagi atau dibuat wacana diskusi didunia maya ini . Semangat pagi !!!!

Tristania TPOC mengatakan...

Terimakasih atas masukannya. Memang namanya mau bersikap profesional dalam ber-agribisnis maka secara teknis kita juga harus bersedia melakukan panca usaha tani.