Minggu, 14 Desember 2008

Peran Komunikasi Efektif


Sebelum berbicara lebih jauh tentang peran komunikasi, sebaiknya kita sepakati terlebih dahulu dengan apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif dan berbagai perannya.
Komunikasi efektif dari namanya saja sudah bisa dipahami tentunya memiliki dayaguna yang tinggi. Sehingga komunikasi efektif akan terjadi apabila; 1) terdapat seorang yang menyampaikan pesan (komunikator) dan lawan bicara yang menerima pesan (komunikan), 2) media, atau sarana komunikasinya. Sarana komunikasi dapat berupa yang konvensional sampai yang tercanggih seiring dengan perkembangan IT, 3) pemahaman dari orang yang diajak bicara (terjadi kesepahaman), 4) adanya tanggapan dan uimpanbalik atau reaksi dari orang yang menerima pesan tersebut. Barulah dapat dikatakan komunikasi efektif, yang biasanya termasuk bagian dari hubungan interpersonal. Dengan komunikasi yang efektif, maka peran dari komunikasi tersebut sangatlah besar. Sebagai insan manusia, maka kita juga tidak terlepas dari firman yang ada, seperti yang terdapat dalam surat Al-Hujuurat ayat (13), surat Asy-Syuura ayat (23), dan surat Al-Baqarah ayat (166), ataupun yang lainnya. Kesemuanya mendukung perlunya komunikasi dijalankan yang tentunya secara efektif.
Peran dari komunikasi tersebut sangatlah jelas, yakni; 1) membangun silaturahim diantara sesama manusia, sebagai makhluk sosial, 2) membangun jejaring usaha, dan 3) membangun kepercayaan.

MEMBANGUN SILATURAHIM


Sebagai manusia, maka kita tidak bisa terlepas dari komunikasi. Baik komunikasi dengan istri, anak ataupun teman. Dalam pekerjaanpun kita harus berkomunikasi, yang biasa disebut dengan komunikasi formal ataupun non-formal. Saat ini, justru kita sedang mengalami hambatan dalam komunikasi ini. Sering kita terhambat dalam proeses komunikasi ini, yang menyebabkan terjadinya kesenjangan dan akhirnya mengarah kepada konflik. Dalam bekerja, sebenarnya terdapat satu jenis komunikasi yang sangat mujarab, yakni komunikasi respektif (saling menguntungkan diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi). Mengapa demikian, karena dalam komunikasi respektif ini terdapat lima prinsip yang harus disepakati oleh para pelaku komunikasi. Kesepahaman tersebut, yakni; 1) berprasangka positip. Artinya kita pada saat berkomunikasi dengan lawan bicara tidak boleh langsung “suudon”, akan tetapi harus selalu berprasangka positif terlebih dahulu. Jangan selalu menggunakan firasat atau asumsi diri sendiri akan tetapi kita harus mampu ber-empati kepada lawan bicara kita. 2) berorientasi pada solusi. Bahwa segala sesuatu, kita harus yakin dapat diselesaikan melalui komunikasi, seperti musyawarah. Sehingga kedua belah fihak yang bersengketa jangan menuruti ego pribadi saja. Apabila demikian, maka akan terjadi stagnasi atau ke-“vacuuman”. 3) spontanitas dan jujur. Artinya “katakan” apa yang ingin dikatakan. Kita juga harus jujur kepada lawan bicara, jangan selalu berbohong. Lama kelamaan, hal ini juga akan terbongkar juga. 4) empati. Kita harus mampu memahami lawan bicara kita dengan totalitas, tidak hanya dari kesan pertama-nya saja. Akan tetapi asal, sikap dan latarbelakang pendidikan harus dipahami secara seksama. Barulah akan terjadi pembicaraan yang enak. 5) jaga perasaan. Artinya kita harus mampu menjaga perasaan lawan bicara. Jangan mendahulukan emosi, yang terkadang melakukan guyonan yang tanpa sengaja sudah menyinggung perasaan lawan bicara.

MEMBANGUN JEJARING USAHA


Antara kedua dan ketiga memiliki keterkaitan yang erat. Artinya bahwa jejaring dapat terbangun apabila kita mampu bersikap positif disamping kita harus mampu menumbuhkan kepercayaan dengan lawan bicara atau siapapun yang kita ajak bicara.
Dalam sebuah usaha, peran dari komunikasi ini sangatlah vital. Karena kita harus mampu membawakan komunikasi respektif, untuk mampu membangun jejaring usaha.

MEMBANGUN KEPERCAYAAN


Komunikasi respektif akan sangat membantu untuk membangun kepercayaan ini. Karena disini akan teruji integritas dan kredibilitas seseorang.
Apabila kita sering berbicara tidak jujur, maka akan mempengaruhi kredibilitas ataupun bahkan integritas kita.


Salam

1 komentar:

Bramantya mengatakan...

MasyaAllah, Bapak kenapa foto yang seperti itu yang dipasang, Pak?